Loading...
Mesothelioma is a form of cancer which occurs in thin membranes (called the mesothelium) lining the chest, lungs, abdomen and sometimes the heart. Although quite rare, mesothelioma symptoms strike more than 200 people each year in the United States. The majority of mesothelioma cases are directly linked to asbestos exposure.
Because of the long latency period of mesothelioma, the average age of patients is between 50 and 70 years. Mesothelioma affects men most due to the high exposure of asbestos in industrial typed jobs. Mesothelioma symptoms include respiratory problems, shortness of breath, continual cough and pneumonia. Other mesothelioma symptoms include weight loss, abdominal problems and swelling. In some mesothelioma patients, the mesothelioma symptoms are quite muted, making it hard for mesothelioma doctors to diagnose.
Mesothelioma doctors specialize in the study, research, and treatments of Mesothelioma cancers.
Mesothelioma (or the cancer of the mesothelium) is a disease in which cells become abnormal and replicate without control. During Mesothelioma, these cells will invade and damage tissues and organs. Mesothelioma cancer cells can spread throughout the body causing death.
Mesothelioma treatments and Mesothelioma clinical trials and tests
There are many mesothelioma treatment options available. Treatments include surgery, radiation therapy and chemotherapy and the mesothelioma treatment depends on the patient’s age, general health and stage of the cancer. There has been much mesothelioma research conducted throughout the past two years to find new treatment methods. Click here to read more about mesothelioma treatment techniques.
Through mesothelioma research, The National Cancer Institute has sponsored mesothelioma tests and clinical trials that are designed to find new treatment methods. Because of the increase in number of mesothelioma cases in the United States, both governments have increased funding for mesothelioma research. Mesothelioma research and clinical trials have been successful in developing new techniques to fight this cancer and the outlook for more advanced mesothelioma treatments is promising.
Surgery is the most common treatment method for malignant mesothelioma. Tissues and linings affected by mesothelioma are removed by the doctor and may include the lung or even diaphragm.
A second mesothelioma treatment method is radiation therapy through the use of high energy x-rays that kill the cancer cells. Radiation therapy can be outside or inside the body.
A third mesothelioma treatment method is chemotherapy. Through pills or drugs through needles, chemotherapy drugs are used to kill cancer cells.
A new mesothelioma treatment method is called intraoperative photodynamic therapy. In this treatment, light and drugs are used to kill cancer cells during surgery for early stages of mesothelioma in the chest. Although there are numerous treatments and drugs for mesothelioma, doctors are losing the battle against this deadly disease. Most mesothelioma treatments involve old techniques combined with different drug cocktails. However, in most cases, these mesothelioma treatments have many side effects including organ damage, nausea, increase in heart failure etc. The rush to find a more effective mesothelioma treatment or even cure is ongoing at numerous clinical labs across the nation. Let's hope that the mesothelioma treatments will one day erradicate mesothelioma cancer and asbestosis.
With an abundance of information on the Internet, Mesothelioma Cancer and Asbestos ([http://www.mesothelioma-cancer-and-asbestos.com]) has consolidated the most important issues surrounding Mesothelioma, Mesothelioma doctors and symptoms, Mesothelioma treatment, Mesothelioma research and tests.
At [http://www.mesothelioma-cancer-and-asbestos.com], the website contains useful resources on Mesothelioma lawyers and attorneys, as well as causes by asbestos exposure, asbestos removal, asbestos attorneys and lawsuits, and asbestos cancer. Patients stricken by Mesothelioma and their families require support and current information. Mesothelioma Online Resources hopes to educate and give hope to survivors and victims.
Mesothelioma is such a harsh disease. Not only does it take years for symptoms to appear, but there are limited treatements and drugs that will prolong the lives of workers stricken with mesothelioma. In many cases, the death rate of mesothelioma is unfortunately very high. However, with increased funding in mesothelioma research through the government and private grants, the outlook for a mesothelioma cure is quite possible. In the meantime, mesothelioma support groups and local discussions provide the ongoing support for mesothelioma patients.
Mesothelioma Cancer and Asbestos ([http://www.mesothelioma-cancer-and-asbestos.com])is your source for mesothelioma and asbestos information, treatments, clinical trials, attorneys, support groups and lawyers.
About the website: Michael Kenneth is a successful Internet Publisher and has researched and written on many topics for [http://www.mesothelioma-cancer-and-asbestos.com] - your complete source for mesothelioma information, mesothelioma attorneys and lawyers, mesothelioma treatments and research, asbestos exposure and removal, asbestos attorneys and legislation as well as asbestos cancer.
Loading...
Hari ini, berita penindasan yang dialami kelompok etnis Islam Uighur masih mewarnai sosial media kita. Laporan terkait pelanggaran HAM oleh pemerintah Tiongkok terhadap komunitas warga

Muslim Uighur satu persatu mulai terungkap. Organisasi pemantau HAM PBB, Human Rights Watch (HRW), Senin (10/09), mengatakan bahwa pemerintah Cina mempraktikkan pelanggaran Hak Asasi Manusia massal dan sistematis terhadap Muslim Uighur di provinsi Xinjiang di barat laut negara itu.
Lembaga itu menyebutkan, sebanyak 13 juta Muslim di wilayah Xinjiang menjadi sasaran indoktrinasi politik, hukuman massal, pembatasan gerakan dan komunikasi, peningkatan pembatasan agama dan pengawasan kolektif. Dan disebutkan juga hingga saat ini lebih dari 2 juta Muslim Uyghur dikurung di kamp konsentrasi mirip dengan gaya Nazi. Dengan dalih “memerangi ekstremisme” mereka dipaksa meninggalkan keyakinan mereka, diperintahkan menyanyi lagu-lagu komunis, disuruh mengonsumsi alkohol dan daging babi.
Efeknya, tidak sedikit di antara mereka yang ditindas, disiksa atau bahkan dibunuh ketika tetap mempertahankan idealisme agamanya. Walaupun sebagiannya ada yang terpaksa berpura-pura mengikuti kehendak penguasa karena beratnya tekanan yang dihadapi. Berikutnya, pertanyaannya pun muncul, bagaimana bila kondisinya benar-benar ditekan dan tidak mampu lagi bertahan, bagaimana sikap yang harus mereka tempuh, bolehkah mereka menanggalkan syariat dan mengikuti kemauan rezim?
Mereka yang Dipaksa Melakukan Kekufuran
Fenomena yang dialami komunitas muslim Uighur ini mengingatkan kita pada sejarah perjuangan para sahabat di awal kedatangan Islam. Ketika umat Islam menjadi minoritas di tengah-tengah masyarakat Quraisy, para sahabat sering mengalami tekanan dan siksaan. Bentuknya pun beragam, ada yang diteror, diintimidasi, disiksa, bahkan tidak sedikit juga yang dibunuh. Penyebabnya juga sama, mereka dipaksa meninggalkan keyakinannya dan megikuti agama mayoritas.
Mendapat tekanan yang sedemikian rupa, para sahabat dalam menyikapinya pun berbeda-beda. Sebagian besar di antara mereka mempertahankan imannya walaupun harus menahan siksaan dan siap kehilangan nyawa. Namun ada juga yang akhirnya berpura-pura mengikuti agama mayoritas kaum Quraisy karena tidak tahan menanggung rasa sakit.
Kisah keluarga Yasir yang disiksa oleh Bani Makhzum menjadi contoh betapa nyawa tak lagi berharga ketika harus melepaskan keimanan. Setiap hari, Yasir, Sumayyah, dan Ammar radhiyallahu ‘anhum dibawa ke padang pasir Makkah yang demikian panas, lalu dicambuk dan disiksa dengan berbagai siksaan. Hingga akhirnya Sumayyah ditombak oleh Abu Jahal dari selangkangan hingga tembus ke punggungnya. Begitu juga dengan Yasir, ia pun meninggal karena beratnya siksaan yang ditimpakan kepadanya.
Pilihan yang sama juga ditempuh oleh Bilal bin Rabah, walaupun ditimpakan ancaman yang beragam, ia tetap bertahan dengan keimanannya. Bilal dijemur di tengah padang pasir di bawah terik matahari, kemudian di atas perutnya diletakkan batu besar. Namun, siksaan itu tidak sedikitpun menggoyahkan kekuatan imannya.
Karena itu, dalam kitab Tafsirnya, Ibnu Katsir menyimpulkan bahwa seseorang boleh memilih untuk mati ketika diancam untuk mengatakan kalimat kufur. Seperti yang dipilih oleh Bilal. Ia enggan mengucapkan kalimat kufur. Sampai-sampai orang kafir meletakkan batu yang besar di dadanya dalam keadaan panas. Mereka terus memaksa Bilal untuk berbuat syirik pada Allah, namun Bilal enggan menuruti keinginan mereka. Bilal tetap mengatakan, “Ahad, Ahad” Bilal mengatakan, “Demi Allah, seandainya aku tahu suatu kalimat yang akan membuat kalian lebih marah dari kalimat itu, tentu aku akan mengucapkannya.” (Tafsir Ibnu Katsir, 4/606)
oleh sebagian sahabat yang lain, seperti Habib ibnu Zaid Al-Ansari ketika dipaksa oleh Musailamah al-Kadzab agar percaya akan kenabiannya, Habib menolak hingga Musailamah memotongi anggota tubuh Habib sedikit demi sedikit, sedangkan Habib tetap pada pendirian imannya. Berangkat dari kisah tersebut, Ibnu Katsir kemudian menguatkan bahwa yang paling utama seorang muslim tetap pada agamanya, sekalipun sikap ini akan membuatnya mati terbunuh. Berikutnya beliau kuatkan juga dengan kisah sahabat Abdullah ibnu Huzafah As-Sahmi ketika dipaksa masuk agama Kristen oleh raja Romawi. Beliau tetap teguh dengan keimanannya walaupun saat itu hendak dilemparkan ke dalam panci yang sudah dipanaskan. (Lihat: Tafsir Ibnu Katsir: 4/607)
Pendapat ini juga dikuatkan oleh jumhur ulama dari Hanafiah, Malikiah, Hanabilah dan sebagian dari Syafiiah. (Mausu’ah Fiqhiyah, 35/18) Menurut mereka, bersabar di atas keimanan ketika dipaksa walaupun harus kehilangan nyawa, lebih utama daripada melakukan kekufuran. dan jika memang dibunuh maka dia berpahala. Sebagaimana ketika ada sebagian sahabat mengadu kepada Nabi SAW tentang beratnya siksaan yang mereka hadapi, beliau bersabda:
Bagaimana Jika Memang tidak Mampu
Dalam sebuah riwayat dikisahkan bahwa kafir Quraisy menyiksa Ammar bin Yasir dengan siksaan yang luar biasa. Ia tidak akan dilepas kecuali mau mencela Nabi SAW dan menyanjung sesembahan orang musyrik. Ammar tetap teguh dengan keimanannya hingga suatu ketika orang-orang kafir Quraisy menambahkan siksaan yang lebih berat. Siksaan tersebut tersebut membuat amar tidak sadarkan diri mengikuti kemauan kafir Quraisy, setelah itu ia pun dilepas.
Kemudian ketika Ammar mendatangi Rasulullah SAW, maka ia pun ditanya oleh Rasul, “Apa yang terjadi padamu?” “Sial, wahai Rasulullah. Aku tidaklah dilepas sampai aku mencelamu dan menyanjung-nyanjung sesembahan mereka.”
Rasul balik bertanya, “Bagaimana hatimu saat itu?” Ia menjawab, “Hatiku tetap dalam keadaan tenang dengan iman.” Nabi SAW kembali mengatakan, “Kalau mereka memaksa (menyiksa) lagi, silakan engkau mengulanginya lagi seperti tadi.” (HR. Al-Hakim)
Hingga kemudian turunlah ayat:
Ibnu Jarir Ath-Thabari dalam kitab tafsirnya (17/306) menuliskan dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma ia berkata bahwa Allah Ta’ala telah mengabarkan siapa saja yang kufur setelah sebelumnya beriman, maka baginya murka Allah dan siksa yang pedih. Namun siapa yang dipaksa untuk mengucapkan kalimat kufur, namun hatinya tetap masih dalam keadaan beriman, ia mengucapkannya hanya ingin agar selamat dari musuhnya, maka seperti itu tidaklah mengapa. Karena Allah Ta’ala menghukumi hamba hanya karena kekufuran yang ia ridhai dalam hatinya.
Pendapat yang sama juga diungkapkan oleh sejumlah ulama yang lain. Bahkan Ibnu Hazm dalam Maratib Al-Ijma’, hal. 61, menyatakannya bagian dari ijma’ ulama kaum muslimin.
Dalam kitab, Al-Istiqamah (2/210), Ibnu Taimiyah juga berkata, “Oleh karena itu, kami tidak ada silang pendapat mengenai tidak dikenakannya hukum bagi orang yang dipaksa tanpa alasan yang benar.”
kemudian dalam Al-Mawsu’ah Al-Fiqhiyyah (22/182), ditegaskan bahwa para fuqaha sepakat mengenai siapa saja yang dipaksa untuk melakukan suatu kekufuran lantas ia mengucapkan kalimat kufur, maka tidak divonis sebagai orang kafir.”
Namun demikian tidak semua paksaan bisa menggugurkan hukum. Para ulama membahas lebih dalam tentang kriteria paksaan (ikrah) yang menjadikan hukum gugur dari seseorang. Setidaknya ada beberapa syarat yang harus diperhatikan, di antaranya:
Batasan-batasan paksaan yang disebutkan di atas sepertinya memang sudah dirasakan oleh umat Islam Uighur hari ini. Pemaksaan yang mereka hadapi datang dari penguasa yang mampu merealisasikan semua ancaman yang mereka kemukakan. Sementara kaum muslimin tidak mampu melawan kebijakan tersebut. Kondisi mereka lemah, jika ada yang berani menantang maka rezim tidak segan-segan menyiksa atau bahkan membunuhnya. Namun batasan-batasan tersebut hanya mampu dirasakan oleh mereka yang mengalaminya. Bila semua kriteria paksaan di atas benar-benar mereka alami, maka tidak masalah keringanan tersebut diambil. Walaupun pada asalnya jumhur ulama tetap mengatakan bahwa bertahan di atas keimanan, bahkan hingga nyawanya hilang sekalipun, itu lebih utama daripada harus melakukan kekufuran. Wallahu a’lam bis shawab
Penulis: Fakhruddin
Editor: Arju

Muslim Uighur satu persatu mulai terungkap. Organisasi pemantau HAM PBB, Human Rights Watch (HRW), Senin (10/09), mengatakan bahwa pemerintah Cina mempraktikkan pelanggaran Hak Asasi Manusia massal dan sistematis terhadap Muslim Uighur di provinsi Xinjiang di barat laut negara itu.
Lembaga itu menyebutkan, sebanyak 13 juta Muslim di wilayah Xinjiang menjadi sasaran indoktrinasi politik, hukuman massal, pembatasan gerakan dan komunikasi, peningkatan pembatasan agama dan pengawasan kolektif. Dan disebutkan juga hingga saat ini lebih dari 2 juta Muslim Uyghur dikurung di kamp konsentrasi mirip dengan gaya Nazi. Dengan dalih “memerangi ekstremisme” mereka dipaksa meninggalkan keyakinan mereka, diperintahkan menyanyi lagu-lagu komunis, disuruh mengonsumsi alkohol dan daging babi.
Efeknya, tidak sedikit di antara mereka yang ditindas, disiksa atau bahkan dibunuh ketika tetap mempertahankan idealisme agamanya. Walaupun sebagiannya ada yang terpaksa berpura-pura mengikuti kehendak penguasa karena beratnya tekanan yang dihadapi. Berikutnya, pertanyaannya pun muncul, bagaimana bila kondisinya benar-benar ditekan dan tidak mampu lagi bertahan, bagaimana sikap yang harus mereka tempuh, bolehkah mereka menanggalkan syariat dan mengikuti kemauan rezim?
Mereka yang Dipaksa Melakukan Kekufuran
Fenomena yang dialami komunitas muslim Uighur ini mengingatkan kita pada sejarah perjuangan para sahabat di awal kedatangan Islam. Ketika umat Islam menjadi minoritas di tengah-tengah masyarakat Quraisy, para sahabat sering mengalami tekanan dan siksaan. Bentuknya pun beragam, ada yang diteror, diintimidasi, disiksa, bahkan tidak sedikit juga yang dibunuh. Penyebabnya juga sama, mereka dipaksa meninggalkan keyakinannya dan megikuti agama mayoritas.
Mendapat tekanan yang sedemikian rupa, para sahabat dalam menyikapinya pun berbeda-beda. Sebagian besar di antara mereka mempertahankan imannya walaupun harus menahan siksaan dan siap kehilangan nyawa. Namun ada juga yang akhirnya berpura-pura mengikuti agama mayoritas kaum Quraisy karena tidak tahan menanggung rasa sakit.
Kisah keluarga Yasir yang disiksa oleh Bani Makhzum menjadi contoh betapa nyawa tak lagi berharga ketika harus melepaskan keimanan. Setiap hari, Yasir, Sumayyah, dan Ammar radhiyallahu ‘anhum dibawa ke padang pasir Makkah yang demikian panas, lalu dicambuk dan disiksa dengan berbagai siksaan. Hingga akhirnya Sumayyah ditombak oleh Abu Jahal dari selangkangan hingga tembus ke punggungnya. Begitu juga dengan Yasir, ia pun meninggal karena beratnya siksaan yang ditimpakan kepadanya.
Pilihan yang sama juga ditempuh oleh Bilal bin Rabah, walaupun ditimpakan ancaman yang beragam, ia tetap bertahan dengan keimanannya. Bilal dijemur di tengah padang pasir di bawah terik matahari, kemudian di atas perutnya diletakkan batu besar. Namun, siksaan itu tidak sedikitpun menggoyahkan kekuatan imannya.
Karena itu, dalam kitab Tafsirnya, Ibnu Katsir menyimpulkan bahwa seseorang boleh memilih untuk mati ketika diancam untuk mengatakan kalimat kufur. Seperti yang dipilih oleh Bilal. Ia enggan mengucapkan kalimat kufur. Sampai-sampai orang kafir meletakkan batu yang besar di dadanya dalam keadaan panas. Mereka terus memaksa Bilal untuk berbuat syirik pada Allah, namun Bilal enggan menuruti keinginan mereka. Bilal tetap mengatakan, “Ahad, Ahad” Bilal mengatakan, “Demi Allah, seandainya aku tahu suatu kalimat yang akan membuat kalian lebih marah dari kalimat itu, tentu aku akan mengucapkannya.” (Tafsir Ibnu Katsir, 4/606)
oleh sebagian sahabat yang lain, seperti Habib ibnu Zaid Al-Ansari ketika dipaksa oleh Musailamah al-Kadzab agar percaya akan kenabiannya, Habib menolak hingga Musailamah memotongi anggota tubuh Habib sedikit demi sedikit, sedangkan Habib tetap pada pendirian imannya. Berangkat dari kisah tersebut, Ibnu Katsir kemudian menguatkan bahwa yang paling utama seorang muslim tetap pada agamanya, sekalipun sikap ini akan membuatnya mati terbunuh. Berikutnya beliau kuatkan juga dengan kisah sahabat Abdullah ibnu Huzafah As-Sahmi ketika dipaksa masuk agama Kristen oleh raja Romawi. Beliau tetap teguh dengan keimanannya walaupun saat itu hendak dilemparkan ke dalam panci yang sudah dipanaskan. (Lihat: Tafsir Ibnu Katsir: 4/607)
Pendapat ini juga dikuatkan oleh jumhur ulama dari Hanafiah, Malikiah, Hanabilah dan sebagian dari Syafiiah. (Mausu’ah Fiqhiyah, 35/18) Menurut mereka, bersabar di atas keimanan ketika dipaksa walaupun harus kehilangan nyawa, lebih utama daripada melakukan kekufuran. dan jika memang dibunuh maka dia berpahala. Sebagaimana ketika ada sebagian sahabat mengadu kepada Nabi SAW tentang beratnya siksaan yang mereka hadapi, beliau bersabda:
قَدْ كَانَ مَنْ قَبْلَكُمْ يُؤْخَذُ الرَّجُلُ فَيُحْفَرُ لَهُ فِي الْأَرْضِ فَيُجْعَلُ فِيهَا فَيُجَاءُ بِالْمِنْشَارِ فَيُوضَعُ عَلَى رَأْسِهِ فَيُجْعَلُ نِصْفَيْنِ وَيُمْشَطُ بِأَمْشَاطِ الْحَدِيدِ مَا دُونَ لَحْمِهِ وَعَظْمِهِ فَمَا يَصُدُّهُ ذَلِكَ عَنْ دِينِهِ
”Sungguh ada di antara orang-orang yang beriman sebelum kalian yang ditangkap, lalu digalikan tanah dan ditanam di dalamnya, kemudian dibawakan gergaji dan diletakkan di atas kepalanya, lalu orang itu dibelah dua, daging dan urat yang berada di bawah kulit disisir dengan sisir besi, namun itu semua tidak menghalanginya dari din (agama)nya,..” (HR. Bukhari)Bagaimana Jika Memang tidak Mampu
Dalam sebuah riwayat dikisahkan bahwa kafir Quraisy menyiksa Ammar bin Yasir dengan siksaan yang luar biasa. Ia tidak akan dilepas kecuali mau mencela Nabi SAW dan menyanjung sesembahan orang musyrik. Ammar tetap teguh dengan keimanannya hingga suatu ketika orang-orang kafir Quraisy menambahkan siksaan yang lebih berat. Siksaan tersebut tersebut membuat amar tidak sadarkan diri mengikuti kemauan kafir Quraisy, setelah itu ia pun dilepas.
Kemudian ketika Ammar mendatangi Rasulullah SAW, maka ia pun ditanya oleh Rasul, “Apa yang terjadi padamu?” “Sial, wahai Rasulullah. Aku tidaklah dilepas sampai aku mencelamu dan menyanjung-nyanjung sesembahan mereka.”
Rasul balik bertanya, “Bagaimana hatimu saat itu?” Ia menjawab, “Hatiku tetap dalam keadaan tenang dengan iman.” Nabi SAW kembali mengatakan, “Kalau mereka memaksa (menyiksa) lagi, silakan engkau mengulanginya lagi seperti tadi.” (HR. Al-Hakim)
Hingga kemudian turunlah ayat:
مَن كَفَرَ بِاللَّهِ مِن بَعْدِ إيمَانِهِ إِلاَّ مَنْ أُكْرِهَ وَقَلْبُهُ مُطْمَئِنٌّ بِالإِيمَانِ وَلَكِن مَّن شَرَحَ بِالْكُفْرِ صَدْرًا فَعَلَيْهِمْ غَضضَبٌ مِّنَ اللَّهِ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ
“Barangsiapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa), akan tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya azab yang besar.” (QS. An-Nahl: 106)Ibnu Jarir Ath-Thabari dalam kitab tafsirnya (17/306) menuliskan dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma ia berkata bahwa Allah Ta’ala telah mengabarkan siapa saja yang kufur setelah sebelumnya beriman, maka baginya murka Allah dan siksa yang pedih. Namun siapa yang dipaksa untuk mengucapkan kalimat kufur, namun hatinya tetap masih dalam keadaan beriman, ia mengucapkannya hanya ingin agar selamat dari musuhnya, maka seperti itu tidaklah mengapa. Karena Allah Ta’ala menghukumi hamba hanya karena kekufuran yang ia ridhai dalam hatinya.
Pendapat yang sama juga diungkapkan oleh sejumlah ulama yang lain. Bahkan Ibnu Hazm dalam Maratib Al-Ijma’, hal. 61, menyatakannya bagian dari ijma’ ulama kaum muslimin.
Dalam kitab, Al-Istiqamah (2/210), Ibnu Taimiyah juga berkata, “Oleh karena itu, kami tidak ada silang pendapat mengenai tidak dikenakannya hukum bagi orang yang dipaksa tanpa alasan yang benar.”
kemudian dalam Al-Mawsu’ah Al-Fiqhiyyah (22/182), ditegaskan bahwa para fuqaha sepakat mengenai siapa saja yang dipaksa untuk melakukan suatu kekufuran lantas ia mengucapkan kalimat kufur, maka tidak divonis sebagai orang kafir.”
Namun demikian tidak semua paksaan bisa menggugurkan hukum. Para ulama membahas lebih dalam tentang kriteria paksaan (ikrah) yang menjadikan hukum gugur dari seseorang. Setidaknya ada beberapa syarat yang harus diperhatikan, di antaranya:
- Pihak pemaksa mampu merealisasikan ancamannya.
- Pihak yang dipaksa tidak mampu untuk melawan dan punya dugaan kuat jika pemaksa akan melakukan ancamannya bila tidak dituruti permintaanya.
- Jenis ancaman berupa sesuatu yang dapat menghilangkan keselamatan jiwa, anggota tubuh atau harta. (Fiqh al-Islam Wal Adillatuhu, 5/269-272)
Batasan-batasan paksaan yang disebutkan di atas sepertinya memang sudah dirasakan oleh umat Islam Uighur hari ini. Pemaksaan yang mereka hadapi datang dari penguasa yang mampu merealisasikan semua ancaman yang mereka kemukakan. Sementara kaum muslimin tidak mampu melawan kebijakan tersebut. Kondisi mereka lemah, jika ada yang berani menantang maka rezim tidak segan-segan menyiksa atau bahkan membunuhnya. Namun batasan-batasan tersebut hanya mampu dirasakan oleh mereka yang mengalaminya. Bila semua kriteria paksaan di atas benar-benar mereka alami, maka tidak masalah keringanan tersebut diambil. Walaupun pada asalnya jumhur ulama tetap mengatakan bahwa bertahan di atas keimanan, bahkan hingga nyawanya hilang sekalipun, itu lebih utama daripada harus melakukan kekufuran. Wallahu a’lam bis shawab
Penulis: Fakhruddin
Editor: Arju
Loading...
web hosting surabaya
cpanel web hosting
beli web hosting
daftar domain
membuat web hosting
jakarta web hosting
wordpress hosting indonesia
indo web hosting
web hosting termurah
hosting indonesia gratis
singapore hosting
sewa web hosting
hosting tangguh
buy hosting
vps hosting indonesia
web hosting indonesia terbaik
web hosting indonesia gratis
web hosting terbaik
hosting web
beli domain dan hosting murah
web hosting murah
beli hosting murah
daftar web hosting
shared hosting murah
web hosting murah unlimited
web hosting indonesia
web hosting terbaik indonesia
hosting murah unlimited
review hosting indonesia
70
Rp 2.03 0.47
web hosting terbaik di indonesia
90
Rp 1.96 0.46
hosting terbaik
1600
Rp 1.91 0.42
sewa hosting murah
30
Rp 1.9 0.79
hosting indonesia terbaik
390
Rp 1.89 0.4
paket hosting murah
40
Rp 1.87 0.96
vps hosting murah
30
Rp 1.85 0.97
jasa web hosting
30
Rp 1.78 0.73
hosting terbaik indonesia
880
Rp 1.77 0.44
web hosting murah indonesia
70
Rp 1.77 0.71
best hosting indonesia
90
Rp 1.7 0.62
hosting murah
5400
Rp 1.7 0.93
domain id
1000
Rp 1.69 0.45
hosting cpanel
110
Rp 1.69 0.61
hosting dan domain
210
Rp 1.66 0.64
hosting free
880
Rp 1.66 0.64
top 10 web hosting indonesia
50
Rp 1.64 0.67
bisnis hosting
50
Rp 1.63 0.43
jual domain murah
210
Rp 1.62 0.89
web hosting gratis
2900
Rp 1.62 0.55
beli domain dan hosting
590
Rp 1.6 0.68
domain hosting indonesia
50
Rp 1.6 0.82
beli hosting
390
Rp 1.58 0.72
bisnis web hosting
20
Rp 1.57 0.73
email hosting indonesia
260
Rp 1.56 0.46
membuat server hosting sendiri
70
Rp 1.52 0.16
free hosting and domain
480
Rp 1.51 0.64
harga domain
880
Rp 1.49 0.51
telkom hosting
90
Rp 1.49 0.1
hosting indonesia murah
90
Rp 1.46 0.88
hosting terbaik di indonesia
210
Rp 1.46 0.5
cara hosting web
480
Rp 1.44 0.38
unlimited hosting
140
Rp 1.44 0.92
biznet hosting
140
Rp 1.42 0.22
unlimited hosting indonesia
50
Rp 1.42 0.88
top hosting indonesia
30
Rp 1.41 0.58
hosting yang bagus
50
Rp 1.4 0.48
asian brain hosting
40
Rp 1.39 0.19
domain dan hosting murah
170
Rp 1.39 0.94
domain hosting murah
320
Rp 1.37 0.63
cara beli domain
320
Rp 1.35 0.48
beli domain murah
880
Rp 1.34 0.72
plasa hosting
260
Rp 1.34 0.15
hosting murah indonesia
jagoan hosting surabaya
jual domain
hosting server indonesia
cara pindah hosting
pasarhosting
sewa domain
webhost
cpanel hosting
hosting murah berkualitas
domain dan hosting
harga hosting
membuat server hosting
daftar hosting
harga hosting dan domain
windows hosting indonesia
jasa hosting terbaik
jasa hosting murah
hosting indonesia
domain paling murah
hosting termurah indonesia
pengertian domain dan hosting
hosting gratis terbaik
domain dan hosting gratis
0 Response to "Viral, Dipaksa Kafir, Bagaimana Status Keimanan Muslim Uighur?"
Posting Komentar